Menepati janji setia.
Semua orang memiliki janji setia. namun tidak semua orang mampuh menepati janji itu. ada yang sudah saling sayang selama 3 tahun, dan ada pula yang sampai menikah dan mempunyai anak. tapi berakhir kehancuran dan perpisahan, yang diiringi tangisan darah.
Sebab, janji sangat gampang untuk diucapakan bagi siapapun itu, entah itu janji termudah, sampai janji tingkat tinggi. dikarnakan kejujuran dalam berjanji tidak terlalu kuat di awal menjalani sebuah hubungan.
Maka dari itu janji, bukanlah sesuatu yang mudah, alias sulit dan berat dilakukan jika tanpa ada keinginan kuat. Itulah janji, mudah diucapkan namun berat dilakukan.
Mungkin andai kata, bila semua pasangan saling jujur, tidak akan pernah ada berita cerai dan berita perselingkuhan, antara suami istri.
Sadar tidak sadar, semua yang dilakukan orang yang terjebak dalam dunia perselingkuhan, mengalami penyesalan terpahit dalam hidupnya. mengapa? dikarnakan ia tak dapat tenang, untuk menikmati hidup dalam satu rumah bersama anak dan sang kekasih, entah itu suami ataukah istri, tapi yang jelas, gula kehidupan sudah berubah menjadi empedu yang pahit.
Keinginan kembali kepada sang kekasih, sudah tentu ada dalam diri mereka. Hanya saja, mereka sudah tak berani lagi, ataukah sang kekasih sudah tak ingin kembali lagi. dikarnakan kekecewaan yang mereka alami begitu pahit, bagi sang kekasih yang ditinggal sendiri.
Janji setia, jangan diucapkan kalau hanya menjadi topeng manis, supaya kekasih tetap mencintai, soalnya, itu akan menjadi bumerang di dalam kehidupan. Terlebih bagi mereka yang masih pacaran, jangan ucapkan janji setia kalau tidak berani memiliki selamanya.
Janji itu ucapan manis, dan selalu dinantikan.
Janji itu harapan, dan selalu diimpikan kedatanganya.
Stop Berjanji, jika tak sanggup menepati..
0 comments:
Post a Comment